Merdeka, kata yang sering dipekikkan pada hari kemerdekaan Indonesia. Bagi penduduk negara +62, kata merdeka adalah kata yang bernilai sakral. Dalam kamus Indonesia, kata merdeka memiliki makna bebas, berdiri sendiri, tidak terikat, tidak bergantung dengan orang lain. Secara bahasa, merdeka berarti orang yang mendapat otonomi atas dirinya sendiri.
Jika ditilik lebih dalam lagi, arti kata merdeka bukan hanya tentang sebuah negara, namun juga tentang diri kita. Sejatinya konsep merdeka diri adalah dimana kamu bisa berjalan di atas pilihanmu sendiri, saat kau masih bisa hidup dengan mandiri, saat itulah kemerdekaanmu terjadi.
Sejatinya manusia memang makhluk sosial, namun bukan berarti tak bisa hidup mandiri. Kemerdekaanmu terjadi bukan saat semuanya bisa kau lakukan sendiri, namun saat kau bisa berdiri, di atas hidupmu sendiri. Entah kamu kulit putih, kamu coklat, kamu Cina, kamu Jawa, kamu wanita, kamu pria maupun kamu transpuan, kamu tetap berhak merdeka.
Seorang aktivis Amerika Susan B. Anthony mengatakan, “Independece is happiness.” Singkat tapi bermakna luas. Merdeka adalah Bahagia.
Anak tujuh tahun ditanya tentang kemerdekaan, ia menjawab, “Lomba makan krupuk.” baginya momen itu yang membuatnya bahagia.
Seorang wanita 25 tahun, menurutnya kemerdekaan adalah “Bebas menentukan nasib sendiri, dan kalau sudah menikah bisa lepas dari rumah orang tua atau mertua menuju rumah sendiri, meskipun ngontrak dan walau nggak besar tapi adem ayem.”
Bagi Joko yang berprofesi sebagai tukang ojek, merdeka adalah, “Kalau sudah lunas cicilan motor, anak sudah lulus sekolah dan bisa bekerja sendiri.”
Bagi yang berada dalam jeruji besi tahu betul apa itu arti kemerdekaan, karena dirinya sedang tidak merdeka, sedang tidak bebas, sedang tidak bahagia. Namun, bagi yang sedang mengalami hidup merdeka, hidup bebas dan hidup bahagia, kemerdekaan itu seolah tidak dirasakan, padahal ada.
Kemerdekaan itu layaknya kebutuhan kita pada matahari. Dalam hidup ini, hanya kemerdekaan dan kebahagiaan yang layak untuk dimaknai. Kita terlahir sudah dianugerahi dengan kemerdekaan untuk memilih. Memilih apapun dalam hidup sehingga berhak menentukan nasib dan bahagia atas pilihan kita sendiri.
Puisi berikut ini pernah tayang di Kompas, dan dikutip pada Jumat (28/8/2020).
Aku Merdeka
Karya : Mahendra Paripurna
Aku Merdeka..
Dulu aku adalah sebait kata
Yang lekat dengan perjuangan
Yang diteriakkan para pahlawan di tengah pertempuran
Yang membasahi bibir dan binar mata
Demi negeri tercinta
Aku adalah Merdeka..
Dulu aku adalah rasa
Yang terbangkitkan oleh raga yang terjajah
Yang terpenjara lama dalam rintihan siksa
Yang mampu meledakkan asa
Bergemuruh merobek dada
Aku adalah Merdeka..
Dulu aku adalah mantera sakti
Pendamping takbir Illahi
Yang mampu membuat bambu runcing
Kalahkan senapan dan meriam penjajah bertaring
Yang membuat kurcaci pribumi tak gentar hadapi raksasa dari negeri antah berantah
Akan kubuat satu prajuritku hancurkan kalian sebelum melangkah
Panggil.. panggil.. puluhan pesawat tempurmu
Akan kubuat pejuangku jatuhkanmu layaknya burung tanpa sayap
Panggil.. panggil.. mesin-mesin perangmu
Akan kubuat satu prajuritku hancurkan kalian sebelum melangkah
Panggil.. panggil.. puluhan pesawat tempurmu
Akan kubuat pejuangku jatuhkanmu layaknya burung tanpa sayap
Panggil.. panggil.. mesin-mesin perangmu
Akan kubuat bambu-bambu runcing sekuat baja tanpa tanding
Aku adalah penguat raga
Aku adalah perekat jiwa-jiwa nusantara
Aku adalah penyatu ragam agama
Aku lekat dengan ucap para ulama
Ku buat para pejuangku tak gentar dalam pertempuran
Ku buat para pejuangku menyerang walau terpojok di bibir jurang
Ku buat para pejuangku kebal rasa walau peluru menerjang dada
Aku adalah benteng dan tameng bagi bumi tercinta
Aku Merdeka
Penulis : Indah Pranataning Tyas
Editor : Winda Eka Rachmawati